NAMA : TIRA MAHARANI KUSUMIHATI
KELAS : 1EB22
Kisah
Cinta Aku dan Dia
Di pagi yang cerah memasuki bulan awal januari. Nama aku
Tira maharani biasanya anak-anak panggil aku Tira. aku punya pacar yang bernama
Ardyansyah dia orangnya sangat Baik , perhatian . dan sayang sama aku dengan
apa adanya.kita pacaran udah hampir 2 tahun yaitu dari kita masih SMP. Dan kita
juga masih main-main belum bener-bener serius ketika kita meranjak masuk SMK
kita pun pisah sekolah tetapi dia sering main ke rumah aku dan slalu jalan
bareng kalau pacaran sama dia kadang ada enaknya kadang ada tidak enaknya
apa-apa harus samaan kaya seperti baju couple, sepatu couple, bagi aku tuh
semua terlalu nora banget tapi tetep sayang ko. Ketika aku udah kelas tiga SMK
ketika disekolah aku ada acara perpisahan dia pun sudah janji sama aku akan
jemput aku di sana. Pas aku telephone dan sms dia tidak satu pun di bales sama
dia, aku tannya teman-teman mereka hannya menjawab tidak tahu. Dan jawabnya pun
gugup kaya orang punya salah tidak ada satu pun yang tau Ardy di mana. Ketika
acara perpisahan aku pun sudah selesai dan saatnya pulang ke Bekasi tidak ada
sama sekali yang ngasih kabar tentang Ady ke aku dan aku pun marah. Teman aku
bertanya “kenapa kamu sedih ? “ aku pun hannya bias menangis dan aku pun
ceritakan semua apa yang telah terjadi sama aku dan dia.
Ketika aku pulang dari acara perpisahaan tidak ada sama
sekali kabar dari Ardy. Dan keesokan harinya aku pun ke rumahnya untuk
memastikan apa yang telah dibuatnya dan kebetulan rumah kami tidak jauh cumin
beda perumahannya saja. Ketika aku sampai di rumah ternyata rumah dia sepi dan
sama sekali tidak berpenghuni sama sekali. Ketika tetangganya lewat dia bilang
bahwa keluarga pak anggoro pindah ke luar kota aku pun bertannya sudah berapa
lama katanya sudah seminggu. Aku pun kecewa sama dia karena dia tidak ngasih
tau aku kalau dia akan pindah. Aku nangis dan aq ke tempat tongktongan yang
biasa kita kumpul. Tidak di sengaja aku mendengar semua pembicaraan mereka.
Kebetulan mereka lagi pada kumpul di sana dan mereka mendoakan supaya Ardy sembuh
dari penyakitnya dan bias kembali lagi untuk berkumpul di sini lagi dan aku
kecewa sama mereka karena mereka menyembunyikan semua aku pun marah sama mereka
dan kabur.
Ardy pergi dari seminggu yang lalu dia sakit. Dia jatuh
dari kamarnya ketika ia ingin siap-siap pergi untuk menjemput aku,
teman-temannya pun ingin ikut menjemput ku tetapi ketika temannya melihat
kondisi ardy yang lemah dan tergelepak di kamarnya sendiri. Dan mereka membawa
ardy ke rumah sakit dan mereka semua panik melihat kondisi Ardy yang sekarang
ini, orang tua ardy dinas di luar kota kita semua tidak mau mengabari kondisi
Ardy ke siapapun karena takut mengganggu mereka yang kerja. Suatu ketika orang
tua dia pulang dengan selamat dan orang tua ardy menannyakan ardy kita semua
tidak bias bohong dan kita menceritakan semua kondisi ardy yang lemah di rumah
sakit. Ketika Ardy sadar dia bilang sama kita semua bahwa jangan pernah ada
yang mengasih tau kondisi dia ke aku karena dia tdak mau kalau aku sedih
melihat dia dan kami hannya diam dan memanguk.
( Telah terjadi ) Ardy koma dan kami semua panick. Dalam
beberapa hari ini tidak ada sama sekali yang kasih kabar ke aku tentang ardy.
Dokter pun menyuruh orang tua ardy untuk mencari rumah sakit yang bias
menangani sakitnya ardy karena dsokter di sini udah nyerah menanganinnya dan
orang tua dia membawa ardy pergi ke luar negri. Suatu ketika aku bertemu angga
dan aku memaksa untuk menceritakan semua apa yang telah terjadi dan mereka
bercerita bahwa Ardy sakit leokimia yaitu kurang sel darah merah sangat
bersalahnya aku sama dia karena udah marah-marah dan salah paham dan kata angga
dia di bawa ke Singapore dan aku hannya bias menangis. Karena kondisi dia yang
sangat lemah.
Beberapa bulan kemudian….
Orang tua dia telephone aku dan dia bilang bahwa Ardy mau
berbicara dengan aku dia pun bicara dengan aku betapa sedihnya dan aku tidak
bias sama sekali menahan air mata dan dia mengucapkan “hai apa kabar ?? dan aku
manjawb kabar aku baik” sambil meneteskan air mata dia bilang “jangan menangis
dan jangan dipikirkan aku baik-baik saja ko nanti kalau aku udah pulang kita
jalan yaa “ dan aku hannya menangis dan diam tanpa satu kata pun. Dan telephone
pun terputus dan aku menyesal tidak mengucapkan kata-kata.
Bersambung
…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar